- b. Pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda untuk memberikan kombinasi nilai yang unik
→ Menurut Michael Porter, strategi adalah tentang melakukan aktivitas yang berbeda atau melakukannya dengan cara berbeda untuk menciptakan keunggulan kompetitif.
-
c. Meningkatnya daya beli masyarakat
→ "Opportunities" adalah faktor eksternal yang bisa dimanfaatkan perusahaan, seperti tren positif di pasar. -
d. Analisis internal perusahaan
→ Porter's Five Forces adalah: persaingan antar kompetitor, ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar pembeli, dan kekuatan tawar pemasok. -
b. Faktor lingkungan makro yang mempengaruhi industri
→ PEST menganalisis Political, Economic, Social, dan Technological factors. -
c. Menjadi produsen dengan biaya terendah di industri
→ Strategi cost leadership bertujuan untuk efisiensi biaya agar bisa menawarkan harga rendah. -
d. Internal risk
→ Risiko yang berasal dari dalam organisasi seperti kesalahan operasional, budaya kerja, dll. -
b. Risk assessment
→ Setelah risiko diidentifikasi, tahap berikutnya adalah menilai tingkat kemungkinan dan dampaknya. -
c. Membeli asuransi atau outsourcing
→ Risk transfer memindahkan risiko kepada pihak ketiga. -
b. Memberikan early warning terhadap peningkatan risiko
→ KRI adalah indikator kunci untuk mendeteksi potensi risiko sejak dini. -
c. ERM mengintegrasikan manajemen risiko ke seluruh organisasi
→ ERM bersifat menyeluruh dan proaktif, mencakup seluruh unit organisasi. -
b. 12
→ Risk score = Probability (4) × Impact (3) = 12 -
c. Primary dan support activities
→ Value Chain oleh Porter membagi aktivitas menjadi aktivitas utama dan pendukung. -
b. Menganalisis penyebab dan konsekuensi risiko secara komprehensif
→ Bow-tie Analysis memvisualisasikan penyebab dan dampak risiko dalam satu diagram. -
c. Menciptakan pasar baru yang belum ada kompetitor
→ Strategi Blue Ocean berfokus pada inovasi dan menghindari persaingan langsung. -
b. Tingkat risiko yang bersedia diambil untuk mencapai tujuan
→ Risk appetite mencerminkan toleransi risiko yang dapat diterima oleh organisasi. -
c. Perkembangan artificial intelligence
→ Technological factor dalam PEST mencakup inovasi teknologi. -
b. Keputusan strategis yang salah atau tidak tepat
→ Strategic risk berkaitan dengan keputusan manajemen yang berdampak besar pada arah perusahaan. -
b. Mengumpulkan informasi legal tentang kompetitor untuk decision making
→ Competitive intelligence adalah pengumpulan data etis dan legal untuk strategi bisnis. -
c. Memvisualisasikan tingkat risiko berdasarkan probabilitas dan dampak
→ Heat map membantu memprioritaskan risiko secara visual. -
d. 8 komponen
→ COSO ERM Framework memiliki 8 komponen utama seperti internal environment, objective setting, event identification, dll.
- ESSAY
1. Perbedaan strategi, taktik, dan operasional + contoh:
-
Strategi: Rencana jangka panjang, contoh: diversifikasi produk.
-
Taktik: Langkah jangka menengah, contoh: kampanye promosi.
-
Operasional: Aktivitas harian, contoh: proses produksi.
Ketiganya berjenjang: strategi → taktik → operasional.
2. SWOT e-commerce Indonesia:
-
Strengths: Internet tinggi, dukungan pemerintah.
-
Weaknesses: Logistik lemah, literasi digital rendah.
-
Opportunities: Kelas menengah tumbuh, omnichannel.
-
Threats: Regulasi berubah, kompetitor asing.
3. ERM vs Traditional:
-
ERM terintegrasi & proaktif, aligned ke strategi.
-
Traditional bersifat terpisah & reaktif.
-
Contoh: bank memantau semua risiko secara bersamaan.
4. Risk Appetite & Tolerance:
-
Appetite: Risiko yang bersedia diambil.
-
Tolerance: Batas maksimum risiko.
-
Pengaruh: menentukan batas dalam strategi.
-
Contoh: startup ambil risiko inovasi, tapi jaga data tetap aman.
5. Cost Leadership vs Differentiation:
-
Cost Leadership: Biaya rendah, cocok pasar harga sensitif.
-
Differentiation: Produk unik, cocok pasar cari nilai.
-
Contoh: Indomaret (cost), Apple (differentiation).
6. Tahapan Risk Assessment:
-
Identifikasi
-
Penilaian kualitatif
-
Penilaian kuantitatif
-
Prioritas risiko
Penting untuk alokasi sumber daya dan mitigasi tepat sasaran.
7. Black Swan Event:
-
Kejadian langka berdampak besar (contoh: COVID-19).
-
Persiapan: scenario planning, cash reserve, BCP.
8. Big Data & AI untuk manajemen risiko:
-
Analisis prediktif & deteksi cepat.
-
Contoh: fraud detection, credit scoring otomatis.
9. Pentingnya integrasi strategi & risiko:
-
Membuat keputusan lebih aman & terarah.
-
Contoh: Astra integrasikan risiko dalam ekspansi bisnis.
10. 8 Komponen COSO ERM:
-
Lingkungan internal
-
Penetapan tujuan
-
Identifikasi kejadian
-
Penilaian risiko
-
Respons risiko
-
Aktivitas kontrol
-
Komunikasi
-
Monitoring
Semua saling terhubung untuk mendukung tujuan organisasi.
a) Analisis Strategis: SWOT & Porter's Five Forces
SWOT Analysis
Strengths (Kekuatan):
-
Layanan detailing dan proteksi kendaraan yang lengkap dan profesional
-
Kualitas SDM terlatih dan berpengalaman
-
Penggunaan bahan coating & PPF premium
-
Basis pelanggan loyal dan repeat order tinggi
Weaknesses (Kelemahan):
-
Ketergantungan pada lokasi fisik (belum semua kota)
-
Biaya operasional tinggi untuk bahan dan peralatan premium
-
Kurangnya diversifikasi saluran penjualan digital (jika belum ada)
-
Kapasitas terbatas dalam menangani volume saat permintaan tinggi
Opportunities (Peluang):
-
Pertumbuhan kepemilikan kendaraan di Indonesia
-
Kesadaran masyarakat akan pentingnya proteksi kendaraan meningkat
-
Potensi ekspansi layanan home service atau sistem keagenan
-
Kolaborasi dengan dealer mobil atau komunitas otomotif
Threats (Ancaman):
-
Munculnya kompetitor baru dengan harga murah
-
Fluktuasi ekonomi memengaruhi pengeluaran jasa non-esensial
-
Perubahan regulasi lingkungan terkait bahan kimia detailing
-
Risiko penurunan daya beli akibat resesi atau inflasi
Porter’s Five Forces
-
Persaingan Industri (High):
Banyaknya bengkel dan penyedia jasa detailing informal maupun franchise. -
Ancaman Pendatang Baru (Medium):
Barrier masuk relatif rendah, namun kualitas dan reputasi sulit ditiru cepat. -
Kekuatan Pemasok (Medium):
Pemasok chemical dan alat detailing cukup banyak, tapi bahan premium bisa terbatas. -
Kekuatan Pembeli (High):
Konsumen mudah berpindah jika harga lebih murah atau pelayanan tidak konsisten. -
Ancaman Substitusi (Medium–High):
Layanan cuci mobil biasa, produk detailing DIY, atau asuransi kendaraan sebagai substitusi proteksi.
Risk ID | Risk Description | Probability | Impact | Risk Score | Risk Response |
---|---|---|---|---|---|
R001 | Penurunan daya beli akibat resesi ekonomi | 4 | 4 | 16 | Diversifikasi segmen pasar (fleet, korporat), buat paket layanan ekonomis |
R002 | Kenaikan harga bahan baku (chemical, coating) | 3 | 4 | 12 | Negosiasi kontrak jangka panjang, cari alternatif supplier |
R003 | SDM profesional resign | 3 | 3 | 9 | Program retensi, training & career path |
R004 | Komplain pelanggan akibat hasil tidak konsisten | 3 | 4 | 12 | SOP detail tiap layanan, QC & training berkala |
R005 | Teknologi pemesanan online bermasalah | 2 | 4 | 8 | Backup sistem, dukungan teknis 24/7 |
R006 | Kompetitor banting harga | 4 | 3 | 12 | Fokus pada edukasi value & kualitas layanan, loyalti pelanggan |
R007 | Risiko kerusakan kendaraan saat penanganan | 2 | 5 | 10 | Asuransi internal, pelatihan handling & dokumentasi kondisi awal |
R008 | Regulasi terkait penggunaan bahan kimia berubah | 2 | 4 | 8 | Pantau regulasi, siapkan transisi ke bahan ramah lingkungan |
Kesimpulan:
PT. Halimana Global berada dalam posisi strategis di pasar yang sedang tumbuh, namun perlu memperkuat sistem manajemen risiko terutama menghadapi fluktuasi ekonomi, ketatnya persaingan, dan potensi perubahan regulasi. Strategi diferensiasi layanan dan peningkatan kualitas operasional serta SDM akan menjadi kunci untuk mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan.
Jika Anda ingin file presentasi atau format laporan dari studi kasus ini, saya bisa bantu juga.
Komentar
Posting Komentar