Latihan Soal M12 : Kriteria Penilaian Investasi dan Pengambilan Keputusan dalam Analisa Perancangan Usaha

20 Pertanyaan Penting Seputar Time Value of Money dan Penilaian Investasi


1. Apa itu Time Value of Money?

Konsep TVM menyatakan bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nilai yang sama di masa depan. Hal ini karena uang saat ini dapat diinvestasikan dan menghasilkan pengembalian.

Jawaban: b) Nilai uang saat ini lebih berharga daripada di masa depan


2. Formula Net Present Value (NPV)

NPV mengukur selisih antara present value dari arus kas yang masuk dan investasi awal.

Jawaban: c) NPV = Σ[CFt / (1+r)^t] - Initial Investment


3. Arti NPV Positif

Jika NPV suatu proyek adalah Rp 50 juta, berarti proyek tersebut memberikan keuntungan bersih setelah mempertimbangkan nilai waktu uang.

Jawaban: c) Proyek menguntungkan dan layak diterima


4. Apa itu IRR?

IRR adalah tingkat diskonto di mana NPV suatu proyek menjadi nol, artinya pengembalian investasi setara dengan biaya modalnya.

Jawaban: b) Membuat NPV sama dengan nol


5. Kelemahan Payback Period

Metode ini sering dikritik karena tidak mempertimbangkan time value of money, sehingga kurang akurat untuk pengambilan keputusan investasi jangka panjang.

Jawaban: c) Mengabaikan time value of money


6. Formula Profitability Index (PI)

PI menunjukkan seberapa besar present value dari arus kas masuk dibandingkan dengan investasi awal.

Jawaban: c) PI = PV Cash Inflows / Initial Investment


7. Arti PI di atas 1

Jika PI = 1,25 maka setiap Rp 1 yang diinvestasikan menghasilkan Rp 1,25 — proyek ini layak diterima.

Jawaban: c) Proyek menguntungkan dan layak diterima


8. Capital Rationing: Pilih Metode Mana?

Dalam kondisi keterbatasan modal, PI digunakan untuk memprioritaskan proyek berdasarkan efisiensi modal.

Jawaban: d) Profitability Index


9. Masalah yang Diatasi oleh MIRR

MIRR memperbaiki kelemahan IRR seperti multiple IRR dan asumsi reinvestasi yang tidak realistis.

Jawaban: a) Multiple IRR dan asumsi reinvestment rate


10. Jika Dua Proyek Punya NPV Sama?

Pertimbangkan faktor strategis, lingkungan, dan sosial ketika NPV setara.

Jawaban: d) Pertimbangkan faktor kualitatif dan strategis


11. Apa Itu Discount Rate?

Biasanya mencerminkan cost of capital perusahaan, bukan sekadar bunga bank atau inflasi.

Jawaban: b) Cost of capital perusahaan


12. Tujuan Analisis Sensitivitas

Digunakan untuk menguji dampak perubahan asumsi terhadap hasil investasi.

Jawaban: c) Menguji dampak perubahan variabel kunci terhadap hasil investasi


13. Apa Itu Worst Case Scenario?

Menggambarkan kondisi paling pesimis dari suatu proyek.

Jawaban: c) Kondisi paling pesimis yang mungkin terjadi


14. Keunggulan NPV

NPV memberikan keputusan yang lebih konsisten dibandingkan IRR, terutama pada proyek dengan arus kas tidak normal.

Jawaban: c) Selalu memberikan keputusan yang konsisten


15. Apa Itu Terminal Cash Flow?

Mencakup nilai sisa aset dan modal kerja yang dipulihkan di akhir proyek.

Jawaban: c) Nilai sisa aset dan modal kerja yang dipulihkan


16. IRR Lebih Tinggi dari Cost of Capital?

Berarti proyek menguntungkan dan harus diterima.

Jawaban: c) Proyek menguntungkan dan layak diterima


17. Bedanya Discounted vs. Tradisional Payback Period

Discounted Payback Period memperhitungkan nilai waktu uang, tidak seperti metode tradisional.

Jawaban: b) Mempertimbangkan time value of money


18. Proyek Independen

Semua proyek dengan NPV positif bisa diterima jika tidak saling bergantung.

Jawaban: b) Terima semua proyek dengan NPV > 0


19. Average Rate of Return (ARR)

Menggunakan data akuntansi, yaitu laba dan rata-rata investasi, bukan arus kas.

Jawaban: b) Laba akuntansi dan rata-rata investasi


20. Faktor Kualitatif dalam Investasi

Penilaian proyek tidak cukup hanya dari sisi finansial. Aspek strategis, lingkungan, dan sosial juga sangat penting.

Jawaban: c) Dampak strategis, lingkungan, dan sosial



SOAL ESSAI

1. Konsep Time Value of Money (TVM) dan Pentingnya dalam Penilaian Investasi (10 poin)

Time Value of Money (TVM) adalah konsep bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nilai uang yang sama di masa depan karena uang saat ini dapat diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan. Konsep ini penting dalam penilaian investasi karena membantu mengevaluasi nilai arus kas masa depan dalam bentuk nilai sekarang (present value).

Contoh:
Jika seseorang ditawari Rp10 juta sekarang atau Rp10 juta setahun lagi, maka secara rasional akan memilih menerima sekarang, karena uang tersebut bisa diinvestasikan, misalnya dengan bunga 10%, dan menjadi Rp11 juta setahun kemudian.


2. Perbandingan NPV dan IRR dalam Penilaian Investasi (15 poin)

KriteriaNPVIRR
DefinisiSelisih antara PV arus kas dan investasi awalTingkat diskonto di mana NPV = 0
KeunggulanMemberikan hasil absolut (nilai tambah); konsistenMemberikan hasil dalam bentuk persentase; mudah dipahami manajer
KelemahanMemerlukan asumsi discount rate; tidak memberikan persentaseDapat menghasilkan banyak IRR; tidak akurat bila arus kas tidak konvensional
Kapan DigunakanUntuk mengevaluasi proyek secara absolut dan membandingkan nilai tambah proyekBila manajemen lebih nyaman memahami pengembalian dalam bentuk %

Kesimpulan: NPV lebih baik dalam memberi keputusan yang konsisten, sementara IRR cocok untuk perbandingan tingkat pengembalian antar proyek.


3. Strategi Penilaian dalam Capital Rationing dan Peran PI (12 poin)

Dalam capital rationing, perusahaan memiliki dana terbatas dan tidak dapat membiayai semua proyek yang layak. Strategi terbaik adalah:

  • Menggunakan Profitability Index (PI) untuk memprioritaskan proyek.

  • Memilih kombinasi proyek yang memaksimalkan NPV total dengan dana terbatas.

Mengapa PI penting?
PI menunjukkan efisiensi penggunaan dana: PI = PV inflow / initial investment. PI > 1 menunjukkan proyek menghasilkan lebih dari yang diinvestasikan. Dalam keterbatasan modal, proyek dengan PI tertinggi memberikan “value for money” terbaik.


4. Proyek Independen vs. Mutually Exclusive (12 poin)

  • Proyek independen: Proyek yang dapat diterima atau ditolak tanpa mempengaruhi proyek lain.
    Contoh: Perusahaan membuka cabang baru di kota A dan B secara terpisah.

  • Proyek mutually exclusive: Pemilihan satu proyek menyebabkan proyek lain tidak bisa dijalankan.
    Contoh: Memilih antara membeli mesin A atau mesin B untuk menggantikan yang lama.

Implikasi: Untuk proyek independen, semua proyek dengan NPV > 0 bisa diterima. Untuk proyek mutually exclusive, hanya satu proyek terbaik yang dipilih (biasanya dengan NPV tertinggi).


5. Pentingnya Analisis Sensitivitas dalam Penilaian Investasi (13 poin)

Analisis sensitivitas menguji bagaimana perubahan asumsi variabel utama memengaruhi hasil investasi. Ini penting untuk:

  • Mengidentifikasi variabel paling kritis.

  • Mengukur risiko dari ketidakpastian asumsi.

Variabel yang biasa diuji:

  • Penjualan (volume dan harga)

  • Biaya operasional

  • Biaya investasi awal

  • Tingkat diskonto

  • Nilai sisa (residual value)

Manfaat: Membantu manajemen menyusun strategi mitigasi risiko dan memperkirakan dampak skenario buruk.


6. Peran Faktor Kualitatif dalam Pengambilan Keputusan Investasi (13 poin)

Faktor kualitatif seringkali memengaruhi keputusan meski hasil kuantitatif menunjukkan keuntungan.

Contoh faktor kualitatif:

  1. Dampak lingkungan (misalnya proyek menyebabkan polusi)

  2. Reputasi perusahaan (proyek kontroversial bisa merusak citra)

  3. Kepatuhan hukum dan etika

  4. Hubungan dengan stakeholder (misalnya komunitas lokal)

  5. Strategi jangka panjang perusahaan

Implikasi: Keputusan investasi tidak hanya didasarkan pada angka, tapi juga harus mempertimbangkan keberlanjutan, risiko non-keuangan, dan dampak sosial.


7. Modified Internal Rate of Return (MIRR) (10 poin)

MIRR adalah versi modifikasi dari IRR yang memperbaiki dua kelemahan utama IRR:

  • Menghindari multiple IRR saat arus kas tidak normal.

  • Mengasumsikan reinvestasi pada cost of capital, bukan IRR.

Keunggulan MIRR:

  • Memberikan hasil tunggal (tidak ambigu).

  • Lebih realistis karena reinvestasi diasumsikan pada tingkat yang wajar.

  • Lebih mudah dibandingkan IRR untuk membandingkan proyek yang kompleks.


8. Langkah Sistematis dalam Proses Penilaian Investasi (15 poin)

  1. Identifikasi peluang investasi: Menentukan proyek potensial.

  2. Estimasi arus kas: Menghitung proyeksi inflow dan outflow.

  3. Penentuan discount rate: Berdasarkan cost of capital.

  4. Evaluasi dengan metode keuangan: NPV, IRR, Payback, PI.

  5. Analisis risiko: Sensitivitas dan skenario.

  6. Pertimbangan kualitatif: Faktor strategis, sosial, hukum.

  7. Pengambilan keputusan akhir: Berdasarkan evaluasi kuantitatif dan kualitatif.

Pentingnya: Setiap langkah memastikan keputusan investasi rasional, terukur, dan berkelanjutan.


9. Perbedaan Analisis Skenario dan Sensitivitas (12 poin)

AspekAnalisis SensitivitasAnalisis Skenario
FokusUbah satu variabel pada satu waktuUbah banyak variabel sekaligus
TujuanMenilai sensitivitas hasil terhadap variabel tertentuMenilai dampak skenario realistis/ekstrem
PenggunaanUntuk identifikasi variabel kritisUntuk melihat skenario terbaik/terburuk

Kapan digunakan?

  • Sensitivitas: Saat ingin tahu variabel paling berpengaruh.

  • Skenario: Saat ingin menguji kombinasi perubahan yang realistis.

Keduanya saling melengkapi dalam mengukur risiko investasi.


10. Tantangan Praktis dalam Implementasi Penilaian Investasi (8 poin)

Tantangan umum:

  • Ketidakpastian data estimasi

  • Asumsi yang tidak realistis

  • Resistensi manajemen terhadap hasil

  • Keterbatasan sumber daya analisis

  • Faktor eksternal tak terduga (ekonomi, regulasi)

Cara mengatasi:

  • Gunakan pendekatan konservatif dan sensitivitas

  • Libatkan tim lintas fungsi dalam estimasi data

  • Evaluasi ulang secara berkala

  • Tambahkan analisis kualitatif dan manajemen risiko



SOAL STUDI KASUS NO.2

a) Perhitungan NPV, IRR, dan PI (10 poin)

Asumsi:

  • Arus kas bersih = Arus kas tahunan – Biaya pemeliharaan tahunan

  • PV dihitung dengan discount rate 14%

  • Menggunakan rumus NPV:

    NPV=(CFt(1+r)t)+Terminal Value(1+r)nInitial InvestmentNPV = \sum \left( \frac{CF_t}{(1+r)^t} \right) + \frac{\text{Terminal Value}}{(1+r)^n} - \text{Initial Investment}
  • PI = PV Inflow / Initial Investment

Proyek A (Mesin Konvensional):

  • Initial Investment: Rp 1.800.000.000

  • Arus kas bersih tahunan: Rp 450.000.000 – Rp 50.000.000 = Rp 400.000.000

  • Nilai sisa: Rp 200.000.000

  • Umur: 6 tahun

NPV A:

NPV=400jt×PVIFA(14NPV = 400jt × PVIFA(14%,6) + \frac{200jt}{(1.14)^6} - 1.800jt

PVIFA(14%,6) ≈ 3.8887
PV terminal = Rp 200.000.000 / (1.14^6) ≈ Rp 98.200.000

NPV=(400jt×3.8887)+98.2jt1.800jt1.555jt+98.2jt1.800jtRp146.800.000NPV = (400jt × 3.8887) + 98.2jt - 1.800jt ≈ 1.555jt + 98.2jt - 1.800jt ≈ **-Rp 146.800.000**

IRR A (estimasi): IRR ≈ 11.5%
PI A = 1.6532 / 1.800 ≈ 0.92


Proyek B (Mesin Otomatis):

  • Initial Investment: Rp 2.800.000.000

  • Arus kas bersih tahunan: Rp 550.000.000 – Rp 30.000.000 = Rp 520.000.000

  • Nilai sisa: Rp 400.000.000

  • Umur: 8 tahun

NPV B:

NPV=520jt×PVIFA(14NPV = 520jt × PVIFA(14%,8) + \frac{400jt}{(1.14)^8} - 2.800jt

PVIFA(14%,8) ≈ 4.6389
PV terminal = 400jt / (1.14^8) ≈ Rp 160.500.000

NPV=(520jt×4.6389)+160.5jt2.800jt2.412.2jt+160.5jt2.800jtRp227.300.000NPV = (520jt × 4.6389) + 160.5jt - 2.800jt ≈ 2.412.2jt + 160.5jt - 2.800jt ≈ **Rp -227.300.000**

IRR B (estimasi): IRR ≈ 12.8%
PI B = 2.5727 / 2.800 ≈ 0.92


b) Payback Period (4 poin)

Payback Period=Initial InvestmentCash Inflow Tahunan\text{Payback Period} = \frac{\text{Initial Investment}}{\text{Cash Inflow Tahunan}}
  • Proyek A: Rp 1.800.000.000 / Rp 400.000.000 = 4,5 tahun

  • Proyek B: Rp 2.800.000.000 / Rp 520.000.000 ≈ 5,38 tahun


c) Alternatif dalam keterbatasan modal Rp 2.000.000.000 (3 poin)

Karena hanya Proyek A yang harganya di bawah batas modal, maka satu-satunya opsi yang feasible adalah Proyek A.


d) Jika tambahan dana bisa diperoleh dengan cost 18% (4 poin)

Evaluasi ulang NPV dengan discount rate = 18%

  • Proyek A:

    • PVIFA(18%,6) ≈ 3.497

    • PV inflow = 400jt × 3.497 = Rp 1.398.800.000

    • Terminal value = Rp 200.000.000 / (1.18^6) ≈ Rp 88.500.000

    • NPV = 1.398.800.000 + 88.500.000 – 1.800.000.000 = Rp -312.700.000

  • Proyek B:

    • PVIFA(18%,8) ≈ 4.078

    • PV inflow = 520jt × 4.078 ≈ Rp 2.120.560.000

    • Terminal value ≈ 400jt / (1.18^8) ≈ Rp 178.500.000

    • NPV = 2.120.560.000 + 178.500.000 – 2.800.000.000 = Rp -501.000.000

Kesimpulan: Kedua proyek menjadi semakin tidak layak secara finansial. Penambahan modal dengan cost 18% memperburuk kelayakan investasi.


e) Pertimbangan Faktor Kualitatif (2 poin)

  • Mesin A: Aman, mudah perawatan, cocok dengan karakteristik operasional PT Halimana Global (teknisi sudah familiar, risiko rendah).

  • Mesin B: Lebih modern dan efisien, namun membutuhkan pelatihan SDM dan bisa menimbulkan kendala operasional jangka pendek, serta lebih mahal.

Dalam industri perawatan kendaraan, ketersediaan suku cadang dan keandalan operasional lebih penting daripada teknologi mutakhir yang berisiko tidak maksimal jika SDM belum siap.


f) Rekomendasi Final (2 poin)

Berdasarkan:

  • Keterbatasan dana (maks Rp 2 miliar),

  • Hasil kuantitatif (NPV dan PI keduanya negatif, namun Proyek A lebih mendekati break-even),

  • Payback period (Proyek A di bawah 5 tahun, Proyek B di atas 5 tahun),

  • Serta keunggulan kualitatif Mesin A yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan SDM PT Halimana Global,

Rekomendasi: Pilih Proyek A (Mesin Konvensional)

Proyek A lebih layak secara operasional dan manajerial untuk perusahaan, serta mendekati kelayakan finansial yang dapat dipertimbangkan untuk negosiasi harga, subsidi vendor, atau revisi arus kas agar menjadi layak.

Komentar